Blog
Apa Itu Relay? Fungsi, Cara Kerja, Jenis, dan Contoh Aplikasinya Lengkap
Pendahuluan
Jika Anda pernah melihat panel listrik, mesin industri, atau bahkan membuka kap mesin mobil, Anda mungkin menemukan sebuah komponen kecil berbentuk kotak dengan kaki logam bernama relay. Meskipun terlihat sederhana, perannya sangat besar dalam memastikan sistem listrik bekerja otomatis, aman, dan efisien.
Relay adalah komponen penting yang memungkinkan sistem listrik dapat dikendalikan dengan mudah dan aman. Tanpa relay, proses kontrol, proteksi, maupun otomasi akan lebih sulit dilakukan.
Apa Itu Relay?
Relay adalah komponen elektromekanik atau elektronik yang berfungsi sebagai saklar otomatis. Prinsip kerjanya adalah mengendalikan arus listrik bertegangan besar dengan arus listrik kecil.
Bayangkan Anda ingin menyalakan lampu jalan berdaya besar. Jika menggunakan saklar manual, arus besar akan langsung melewati tangan Anda. Sangat berbahaya! Dengan relay, cukup gunakan arus kecil untuk mengaktifkan coil, dan kontak di dalam relay akan menghubungkan lampu besar tanpa Anda bersentuhan langsung dengan arus tinggi.
Relay disebut sebagai jembatan penghubung antara rangkaian kontrol (low power) dengan rangkaian daya (high power).
Fungsi Utama Relay
Relay memiliki berbagai fungsi penting dalam sistem listrik, antara lain:
1. Sebagai saklar otomatis → Menggantikan peran saklar manual untuk kontrol jarak jauh.
2. Isolasi listrik → Memisahkan rangkaian kontrol dan daya agar lebih aman.
3. Proteksi → Melindungi sistem dari arus lebih, korsleting, dan panas berlebih.
4. Logika kontrol → Bisa menggantikan logika dasar sebelum berkembangannya PLC.
5. Efisiensi energi → Hanya butuh arus kecil untuk mengendalikan arus besar.
Bagaimana Cara Kerja Relay?
Prinsip kerja relay bisa dijelaskan dengan sederhana:
1. Arus kecil masuk ke coil.
2. Coil menghasilkan medan magnet.
3. Medan magnet menarik armature, mengubah posisi kontak.
4. Kontak membuka atau menutup arus pada rangkaian beban.
Ilustrasi Cara Kerja Relay:

Gambar di atas menunjukan bagian utama relay:
· Coil → penggerak utama.
· Spring → mengembalikan kontak ke posisi awal.
· NO (Normally Open) → kontak yang tertutup saat coil aktif.
· NC (Normally Closed) → kontak yang terbuka saat coil aktif.
· Load → perangkat listrik yang dikendalikan.
Komponen Utama Relay
Relay terdiri dari beberapa bagian penting:
· Coil (kumparan elektromagnetik) → menghasilkan medan magnet.
· Armature (angker) → bagian bergerak.
· Spring (pegas) → mengembalikan posisi armature.
· Contact (saklar mekanik) → membuka/menutup arus listrik.
· Casing (pelindung) → melindungi komponen internal.
Jenis-Jenis Relay
Relay hadir dalam berbagai tipe sesuai aplikasinya:
1. Electromechanical Relay (EMR) → dengan coil & kontak mekanik.
2. Solid State Relay (SSR) → menggunakan semikonduktor, cepat & tahan lama.
3. Thermal Relay → proteksi motor terhadap arus lebih.
4. Time Delay Relay → menunda aktivasi atau pemutusan arus.
5. Latching Relay → khusus sistem tenaga listrik (overcurrent, differential, dll).
Perbedaan Relay, Contactor, dan Saklar
· Relay → arus kecil hingga menengah, bisa otomatis.
· Contactor → khusus arus besar (motor industri).
· Saklar manual → butuh operasi manusia.
Contoh Aplikasi Relay
Relay digunakan di berbagai bidang, misalnya:
· Rumah Tangga → mesin cuci, AC, kulkas
· Otomotif → starter mobil, klakson, lampu sorot.
· Industri → conveyor, heater, motor listrik.
· Jaringan Listrik → proteksi distribusi & transmisi.
Contoh Brand Produsen Relay: Schneider & Omron
1. Schneider Electric
· Produsen global asal Prancis.
· Memproduksi relay proteksi, elektromekanik, hingga otomasi industri.

Gambar Relay Schneider
2. Omron
· Produsen asal Jepang.
· Terkenal dengan relay elektromekanik & solid-state untuk industri dan rumah tangga.

Gambar Relay Omron
Keduanya menunjukan betapa pentingnya relay dalam otomasi modern.
Kelebihan dan Kekurangan Relay
Kelebihan:
· Mengendalikan arus besar dengan arus kecil.
· Menyediakan isolasi.
· Tersedia banyak variasi.
Kekurangan:
· EMR cepat aus.
· SSR lebih mahal.
· Switching lebih lambat dari transistor.
Tips Memilih Relay yang Tepat
· Sesuaikan dengan tegangan & arus beban.
· Perhatikan jenis beban (resistif/induktif).
· Pilih relay sesuai lingkungan kerja.
· Gunakan brand terpercaya (Schneider, Omron, ABB, Siemens).
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa fungsi utama relay?
Sebagai saklar otomatis yang mengendalikan arus besar dengan arus kecil.
2. Apa beda relay EMR & SSR?
EMR pakai kontak mekanik, SSR pakai semikonduktor.
3. Apakah relay sama dengan contactor?
Tidak. Relay untuk arus kecil hingga menengah, contactor untuk arus besar.
4. Apakah relay dipakai di rumah tangga?
Ya, di AC, kulkas, mesin cuci, dll.
5. Apa brand relay terbaik?
Schneider, Omron, Siemens, ABB, Panasonic.
Kesimpulan
Relay adalah komponen vital dalam sistem kelistrikan dan otomasi. Ia mampu bekerja sebagai saklar otomatis yang aman dan efisien, mengendalikan arus besar hanya dengan sinyal kecil.
Dengan berbagai jenis (EMR, SSR, thermal, time delay, proteksi) dan produsen besar seperti Schneider serta Omron, relay tetap menjadi pilihan utama dalam sistem kontrol listrik di rumah, kendaraan, maupun industri.
Referensi
1. Schneider Electric – Relay Products: https://www.se.com
2. Omron Industrial Automation – Relays: https://industrial.omron.com
3. ABB – Protection and Control Relays: https://new.abb.com
4. Siemens – Low Voltage Relays: https://new.siemens.com
5. All About Circuits – Relay Guide: https://www.allaboutcircuits.com